Etika Menjaga Lingkungan Di Tempat Wisata Tanpa

Bagaimana hakekat menjaga lingkungan? Anda pecinta alam dengan sering mengunjungi tempat wisata yang berbau alam-alam? Bila anda pecinta alam, sangat aneh dan disayangkan bila anda mengotori alam yang anda cintai. Ibaratnya, anda seperti ingin memakan manisnya tebu saja tetapi membuah dengan tidak ada rasa peduli pada ampasnya. Rata-rata apakah seperti filosofi pemakan tebu dalam mencintai alam di tempat wisata? Seharusnya, wujud rasa cinta pada alam dengan menjaga lingkungan yang dikunjunginya.

Sumber:www.brilio.net

Menggunakan Transportasi Publik

Pembahasan ini memang di luar etika menjaga lingkungan dalam berkunjung di tempat wisata. Tetapi, anda harus memahami dalam segi efektifitasnya. Bila anda bermain logika, “Semakin banyak kendaraan pribadi, semakin luas ruang parkirnya.” Bila seperti itu, apakah bisa merusak pandangan lingkungan? Nah, bila anda menggunakan transportasi publik, anda tidak membutuhkan tempat parkir. Tentunya, ada menggunakan fasilitas transportasi umum, baik kereta atau mobil, untuk menuju tempat yang diinginkan. Faktanya, bila anda sudah sampai di tempat wisata, anda tidak membutuhkan lagi kendaraan pribadi sebagai perjalanan anda.

Bukankah sekarang sudah tersedia transportasi online? Kalau jauh, Anda bisa mengandalkan menggunakan kereta api terlebih dahulu. Sampai di kota tempat wisata, anda bisa menggunakan transportasi online sebagai pengganti mobil pribadi.

Siapkan Kantong Sampah Tersendiri

Kondisi tempat wisata bisanya tidak memungkinkan untuk membuang sampah pada tong sampah yang sudah disediakan. Hal ini bisa karena jangkauannya agak jauh atau memang sedang berjalan-jalan yang kebetulan tidak ada tong sampah. Tentu, alasan ini seharusnya anda berinisiatif menyediakan, membawa kantong sampah sendiri sebagai wujud menjaga lingkungan wisata yang anda cintai.

Ikuti Aturan Pembuangan Sampah

Tidak semua orang mau membawa kantong sampah sendiri. Di samping risih, tentu bikin ribet. Untuk itu, anda harus berniat mendatangi tempat pembuangan sampah demi menjaga lingkungan di area wisata. Namun anda harus mematuhi aturan pembuangan sampah. Hal ini berlaku bila penyedia menyediakan beberapa tong sampah yang berbeda tujuan. Nah, anda bisa membuang sampah organik ke tong sampah organik dan sebaliknya.

Menjaga Keaslian Objek Wisata

Sayang sekali, banyak tempat objek wisata khususnya yang berjenis situs sejarah yang dirusak keasliannya oleh orang yang mengakunya ‘pecinta alam’. Hal ini ditandai dengan banyak coretan, tebasan, injakan dan banyak perbuatan lainnya yang merusak keaslian. Bagaimana bisa menjaga lingkungan hasil warisan bila gerombolan wisatawan menyumbang misal satu coretan? Apapun tempat wisatanya, sejelek apapun, tetap anda harus menjaga keasliannya.

Termasuk menjaga keaslian objek wisata adalah tidak melakukan pembakaran di tempat yang tidak layak. Hal ini sering terjadi oleh wisatawan pendaki gunung.

Menghargai Adat-Istiadat Suatu Tempat Wisata

Menjaga lingkungan, sama saja menjaga adat-istiadat yang berlaku di tempat wisata. Ada beberapa tempat yang memiliki pandangan mengenai aturan untuk tidak memegang benda tertentu yang dianggap sakral atau suci. Bila ada aturan itu, sebagai wisatawan anda harus menghormati aturan itu walaupun tidak mempercayainya. Apa jadinya bila ketidakpercayaan anda dan lainnya berujung tidak mematuhi? Hal ini bisa dianggap tidak berupaya menjaga lingkungan sekitar tempat wisata.

Tidak Mengganggu Wisatawan Lain

Prinsip di tempat wisatawan adalah “mari menjalin kebersamaan dalam kedamaian”. Apa jadinya bila anda membuat onar di tempat wisata? Tentu, sebagai pemandu atau pengaman wisata akan mengamankan anda yang sebagai pembuat online. Ganguan seperti ini merusak kondisi lingkungan walaupun tidak berlangsung lama. Tetapi, kondisi seperti ini mengindikasikan terjadi gangguan yang baru. Pihak pengelola pun harus berupaya menjaga rasa aman para wisatawan.

0 Response to "Etika Menjaga Lingkungan Di Tempat Wisata Tanpa"

Post a Comment

Tempat Wisata Menarik