Wisata Lawang Sewu Semarang Untuk Berfoto Era Belanda

Ada pulau seribu, maka ada pula lawang sewu yang sebagai salah satu tempat wisata di Semarang. Walaupun istilah seribu atas tempat itu bukan fakta yang sebenarnya. Tempat ini disebut seribu karena memiliki jumlah yang banyak, mungkin puluhan atau bagaimana.

Yang jelas, secara khusus lawang sewu, memiliki jumlah yang banyak. Disebut lawang sewu karena memiliki jumlah pintu yang banyak pada bangunan bekas kantor Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij atau NIS yang dibangun sejak 1904 dan selesai pada tahun 1907 (Wikipedia).


Lawang Sewu terletak di Jalan Pemuda, Sekayu, Semarang Tengah, Sekayu, Semarang Tengah, Kota Semarang, Jawa Tengah 50132. Dahulu kala dipakai untuk kantor Djawatan Kereta Api Republik Indonesia atau sekarang disebut PT. Kereta Api Indonesia yakni lebih tepatnya setelah setelah kemerdekaan bangsa Indonesia (Wikipedia).

Upaya Lawang Sewu Tidak Lagi Mistis

Seperti di lansir news.detik.com, dahulu kala kawasan Lawang Sewu selalu beraroma mistis. Di area itu muncul noni-noni belanda (sebutan yang pernah dikatakan Roy Kiyosi) atau yang lainnya. Tragisnya, kondisi mistis dimanfaatkan oleh sekelompok orang yang memiliki kelebihan soal mistis sebagai pengeruk uang.

Mereka akan ditunjukkan hantu lewat penyusuran ke lorong-lorong. Tepatnya pada pukul 22.00 sampai 03.00 penyusuran dimulai dengan bantuan senter menuju lorong yang ditargetkan dengan memasuki kawasan pintu seng yang sengaja dijebol. Jelas, wisata seperti ini ilegal karena sudah mencemarkan bangunan sejarah yang megah yang ada di Semarang.

Masih dari news.detik.com, sejak tahun 2016 atau mungkin sebelumnya itu, Lawang Sewu ditutup tepat pukull 21.00. Di kawasan ini tidak ada yang boleh masuk untuk beraktifitas termasuk adalah para wisatawan mistis dan pawang hantunya. (mungkin hanya penjaga).

Seperti yang dikatakan juru bicara KAI, Agus Komaruddin bahwa wisata mistik justru tidak mendidik, seperti hantu-hantu dan tentunya berbau mistik. Jadi, tidak boleh ada wisata mistik-mistikan lagi.

Walaupun sudah ditutup dan tidak boleh ada lagi yang beraktifitas, cara pandang Lawang Sewu lebih diwarnai soal mistis masih melekat. Hal ini senada dengan yang dikatakan Roy Kiyosi tahun 2018 (Jateng.tribunnews.com) "Saya banyak merasakan aura negatif di ruangan ini.

Mereka banyak bersembunyi di balik dinding-dinding dan pintu Lawang Sewu." Namun, cara pandang ini akan berlangsung turun jika orang-orang tidak melihatnya lagi ketika malam tiba karena kawasannya sudah ditutup untuk aktifitas wisata mistis.

Berfoto Di Rak Penyimpanan Sepeda Di Lawang Sewu

Sekarang ini lahan parkir lebih diperuntukkan untuk memarkir kendaraan bermotor. Memang, parkir sepeda pun ada namun dalam kapasitas yang sedikit. Bahkan tempat parkir sepeda disamakan lahannya yakni berjejer. Dahulu kala, tempat parkir sepeda justru dibuat seperti rak piring yakni posisinya berdiri seperti halnya meletakkan piking.

Walaupun lebih kreatif zaman dahulu dalam penempatan sepeda, hal ini jusru lebih meribetkan. Memang, lain dahulu lain sekarang. Namun, warisan yang dulu bisa menjadi kenangan eksotis bila dibuat untuk berfoto-foto.


Mengabadikan Di Di Bangunan Lawang Sewu

Mungkin, bila anda menyempatkan berkunjung di Lawang Sewu, anda hanya menikmati keindahan bangunan Lawang Sewu. Tentunya, tidak akan manfaatnya anda berkunjung bila tidak diabadikan dengan foto atau vidio. Lebih baik memang menggunakan kedua kamera itu.

1. Berfoto Di Teras Utama

Dua bangunan di satukan dengan menara yang berkaca mozaik. Nah, anda bisa berada di tengah dalam pemotrenan. Pemotrenan disarankan dalam satu keluarga. Mengapa? Karena hasil dari pemotretan memang bisa beramai-ramai. Jarak pemotretan sendiri harus menjauh dari objek agar bangunan di belakang bisa terkena semua. Bisa lah, anda memotret satuan, per individu sebagai variasi.


2. Foto Kaca Mozaik Cerita Bersejarah

Sebelumnya, anda memotret di teras utama Lawang Sewu. Nah, di sini, posisi kebalikan dari itu. Anda memotret dari dalam yakni lebih tepatnya di area menara berkaca mozaik. Foto khasnya ialah siluet, yaitu efek dari potografi karena ada perbedaan pencahayaan antara objek foto dengan backgroundnya.

Hal ini karena kaca mozaik lawang sewu, yang sebagai background, sangat terang. Hasilnya, objek foto alias orang yang di foto menjadi gelap. Karean gelap, anda bisa memposisikan tubuh ke samping atau atau ke depan kamera.

Anda juga bisa melihat atau memotret rentetan cerita bagaimana pembangunan kantor Lawang Sewu pada kaca menara.


3. Atraksi Baris Pemotretan di Pintu Gedung Lawang Sewu

Memang, atraksi baris pemotretan kurang bagus bila hanya beberapa orang saja. Jauh lebih bagus bila di atas 5 orang dalam atraksi ini. Masing-masing berada di pintu-pintu yang sudah disediakan. Mereka menengok separuh badan seolah sedang melihat sesuatu. Tetapi, bila banyak orang yang berjejer, orang paling belakang tidak terlihat wajahnya.


Sumber visitjawatengah.jatengprov.go.id

0 Response to "Wisata Lawang Sewu Semarang Untuk Berfoto Era Belanda"

Post a Comment

Tempat Wisata Menarik